Selasa, 14 Oktober 2008

pengantar ilmu ekonomi

Family tree of economic

Starting point pemikiran ekonomi diawali kaum filosofi yakni Aristoteles (350 SM). Dari kaum filosofi itu muncul tokoh pemikir ekonomi Thomas Akuinas (1720) yang kemudian melahirkan Mashaf Merkantilisme (17 dan 18). Dari Thomas Akuinas berkembang sehingga lahir masa physiocraf di perancis abad 18 yang didirikan seorang Doktor bernama Francois Quesney. Dari kaum Physiocraf dan merkantilisme kemudian menghasilkan mashaf klasik di inggris tokoh pemikir utama mashaf klasik adalah Adam Smith(dilahirkan di kota Kirgerdi,skotlandia)Adam Smith adalah bapak ekonomi. Dari mashaf klasik juga dikenal seorang pendeta pemikir ekonomi yang bernama Robert Malthus (1798) adalah mahasiswa cemerlang universitas Camirage. Robert Malthus adalah Bapak ilmu kependudukan. Juga ada David Ricardo (1817) juga menghasilkan pemikir John Stuart Mill(1848) kemudian lahir mashaf sosialis dengan tokoh utamanya Karl Max (1867) kelahiran Jerman. Setelah itu, muncul tokoh sosialis komunis yang bernama Lenin. Kemudian dari pemikiran dri John Stuart Mill muncul tokoh ekonomi Alvert Marshal. Dari tokoh Malthus dan Marshal muncul tokoh pemikir John Maynard Keynes yang memunculkan mashaf Post Keynes. Dari pemikiran JM Keynes dan Marshal muncul mashaf Neo Klasik pemikiran ekonomi terus berkembang akhirnya muncul aliran-aliran baru seperti sekarang ini.

Berbagai Definisi Ekonomi

Istilah ekonomi lahir di Yunani, Greek. Berasal dari dua kata yaitu oikos(rumah tangga) dan nomos(aturan).Istilah yang sederhana dan sempit ini dikembangkan oleh Aristoteles(384-322SM). Akhirnya Aristoteles diberi julukan The First Economist. Ekonomi diberi gelar The Goldest Art and The Newest Sciense(seni tertua tapi ilmu termuda). Sebagai seni ekonomi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan tetapi sebagai ilmu baru diakui pada akhir abad 18. Ilmu ekonomi lahir setelah tokoh klasik Adam Smith tahun 1776 menerbitkan buku An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nations. Buku ini membuat dunia gempar karena didalamnya dimuat secara pasti tentang ekonomi liberal karena itu dunia mengakui ekonomi sebagai ilmu dinyatakan lahir, bersama terbitnya buku itu. Itulah sebabnya Adam Smith dinyatakan sebagai Bapak Ilmu Ekonomi/ Founder of Modern Economic. Ekonomi termasuk dalam kelompok IPS karena menjadikan manusia sebagai obyeknya. Sebagai ilmu sosial, ilmu ekonomi disebut The Queen of Social Sciences/ maharani ilmu sosial karena kemampuan ilmu ekonomi menerapkan metode kuantitatif terutama Matematika dan Statistika dalam analisis-analisisnya. Akhirnya kita sampai pada definisi yang sering digunakan untuk menerangkan ilmu ekonomi: salah satu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari tingkah laku manusia/ segolongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relative tidak terbatas dengan alat pemuas yang terbatas adanya.

Pengertian ILmu Ekonomi

Manusia makhluk yang serba terbatas tidak semua cita-cita/ keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia harus berani menentukan pilihan. Menentukan pilihan bukanlah pekerjaan mudah sebab harus berdasar pertimbangan tertentu. Bagaimana menentukan pilihan inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Beberapa hal penting yang dipertimbangkan dalam ilmu ekonomi :

a) Kelangkaan (Scarcity)

Keterbatasan manusia menyebabkan banyak hal terasa langka. Kelangkaan mencakup baik kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah/ kuantitas yang tersedia sesuai kebutuhan, berkualitas baik, tersedia dimana saja/ di setiap tempat dan kapan saja/ setiap waktu dibutuhkan. Contoh: udara/oksigen untuk bernafas.

b) Pilihan-Pilihan(Choise)

Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka peroleh/ mereka capai. Apabila keinginan-keinginan lain akan muncul terbatasnya sumber daya yang tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan menyebabkan manusia harus menentukan pilihan baik bersifat individu maupun kolektif.

c) Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)

Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yang dibuatnya berdasarkan untung rugi dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.

Dari penjelasan-penjelasan tadi dapat dirumuskan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu memilih(Study of Choice) lebih rinci dikatakan ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka (dengan/tanpa uang) dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

Masalah-masalah ekonomi

Sebagaimana ilmu-ilmunya ilmu ekonomi hanyalah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi karena realitasnya terlalu kompleks maka perlu penyerdehanaan dalam ilmu ekonomi penyerdehanaan itu terlihat dari penyerdehanaan masalah-masalah yang dihadapi yakni:

  1. Barang apa yang harus diproduksi dan berapa banyak? (what)
  2. Bagaimana cara memproduksinya? (How)
  3. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi ? (For Whom)

Dasar/ prinsip pemilikan tersebut adalah sumber daya tertentu diusahakan kebutuhan-kebutuhan sebanyak-banyaknya/ untuk memenuhi kebutuhan tertentu diusahakan penggunaan sumber daya sekecil-kecilnya. Prinsip inilah yang disebut Prinsip Ekonomi.

Barang dan Jasa

Barang adalah benda-benda yang berwujud yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan/ untuk menghasilkan benda-benda lain yang memenuhi kebutuhan masyarakat

Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud tapi dapat memberikan kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Barang Ekonomi dan Barang Bebas

Barang ekonomi(Economis good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat. Karena itu barang ekonomi mempunyai harga. Dengan demikian dikatakan barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya(langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.

Barang Bebas(Free Good) adalah barang yang tersedia dalam jumlah yang melimpah(tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Namun, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Contoh: air bersih

Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara

Barang akhir(Final Good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Barang akhir ada 2 golongan:

1) Barang tahan lama

Contoh: mobil, lemari es

2) Barang tidak tahan lama

Contoh: kue, sayur-sayuran

Barang Modal(Capital Good) adalah barang yang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumsi melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Contoh: mesin

Barang Antara(Intermedian Good) adalah barang-barang yang belum menjadi barang akhir/ dikenal dengan istilah barang setengah jadi dan masih akan diproses lagi sebelum digunakan oleh konsumen. Contoh: Kain, batu bara

Pembagian Ilmu Ekonomi

Alfred W. Stonier dan Doublas C. Haque membagi ilmu ekonomi

1. Ilmu Ekonomi Deskriptif(Deskriptif Economic)

Yakni ilmu ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan yang penting tentang pokok pembicaraan tertentu.

2. Ilmu Ekonomi Teori(Teory aconomic)

Yakni dimana kita memberi penjelasan yang diserdehanakan tentang cara suatu system ekonomi bekerja dan ciri-ciri penting system tersebut. Ilmu ekonomi teori dibagi 2 bagian besar yakni

1) Teori Ekonomi Makro (Makro Economic Teory)

2) Teori Ekonomi Mikro(Mikro Economic Teory)

  1. Ilmu Ekonomi Terapan(Apply Economic)

Dimana kita mencoba menggunakan teori ekonomi dalam melihat kejadian-kejadian yang dilukiskan ekonomi deskriptif dalam hidup bermasyarakat.

Kegiatan Ekonomi

Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia ada 3 macam:

1) Produksi

2) Distribusi

3) Konsumsi

Ketiga hal tersebut mempunyai hubungan sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lain.

1) Produksi

Untuk melaksanakan kegiatan produksi diperlukan berbagai factor (sumber produksi/ sumber daya ekonomi) yang terdiri atas:

1) Sumber Daya Alam(Natural Resources)

2) Sumber Daya Manusia(Human Resources)

3) Sumber Daya Modal(Capital Resources)

4) Kewirausahaan

Produksi dalam arti sempit: suatu kegiatan untuk menghasilkan barang.

Produksi dalam arti luas: semua usaha/ kegiatan manusia untuk menambah kegunaan suatu barang/ menciptakan kegunaan baru atas barang dan jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Tujuan Produksi:

1) Memenuhi kebutuhan masyarakat

2) Mencari keuntungan

Jenis-jenis Produksi:

Produksi yang menghasilkan barang

Produksi yang menghasilkan jasa

Dilihat dari bidang produksi:

  1. Extractif

Yaitu produksi yang menggali dan mengumpulkan barang yang telah disediakan alam.

Contoh: Pertambangan, perkayuan, perikanan di laut.

  1. Agraris

Yaitu produksi yang memperbanyak hasil dengan mengolah tanah.

Contoh: pertanian

  1. Industri dan Kerajinan

Yaitu usaha produksi yang menghasilkan barang setengah jadi/setengah jadi dengan cara mengolah bahan mentah dan bahan penolong.

Contoh: rokok, kecap,tekstil

  1. Perdagangan

Yaitu usaha produksi yang bertujuan memindahkan hak milik barang dari produsen ke konsumen lewat jual beli.

Contoh: agen, toko, ekspor

  1. Pemberi Jasa

Yaitu usaha produksi yang bertujuan untuk memberi pelayanan kepada konsumen.

Contoh: Rumah sakit, Hotel, Bioskop, Dokter

Perluasan Produksi

Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

1) Cara ekstensif

Yaitu perluasan produksi yang dilakukan dengan menambah faktor-faktor produksi yang ada.

Contoh: Sektor pertanian dengan memperluas lahan produksi/tanah, sektor industri dengan memperbesar modal untuk mendirikan pabrik baru, sector jasa dengan menambah kamar hotel, menambah kendaraan untuk usaha angkutan dll.

2) Cara Intensif

Yaitu perluasan produksi yang dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan produksi masing-masing factor produksi tanpa menambah jumlahnya.

Dalam konteks perluasan produksi, cara ekstensif berlaku hokum yanh dikemukakan David Ricardo(1772-1803) yang disebut/ yang berbunyi The Law of Diminishing Marginal Return(hukum hasil lebih yang makin berkurang ). Kalau ada satu input yang tetap, missal tanah dikombinasikan dengan satu input variable missal tenaga kerja yang setiap kali ditambah dengan satu unit maka output mula-mula akan bertambah juga secara proporsional(Increasing return) tapi suatu saat tertentu tambahan hasil akan menjadi berkurang dari proporsional(Diminishing Return).

Tabel LoDMR secara eksternal

Jumlah Pekerja

Jumlah Produksi

Tambahan Unit

1

18

-

2

32

14

3

48

16

4

68

20

5

80

12

6

90

10

7

98

8

8

104

6

tugas pengantar pendidikan

Kecendrungan global dimana tatanan dunia begitu menjadi terbuka dan transparan seolah dunia tanpa batas, borderless world, telah masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan, yang membuat setiap bangsa menjadi bagian dari system nilai dunia.

Untuk itu, Bangsa Indonesia agar tetap eksis mampu bersaing secara global dan dapat diperhitungkan dalam percaturan ASEAN, Asia Pasific dan internasional harus memiliki keunggulan dalam berbagai aspek. Terutama kuncinya adalah pada tersedianya kualitas Sumberdaya Manusia yang bermutu, mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia yang semakin cepat.

Dalam kaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang bermutu dan mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia, maka jelas peran perguruan tinggi sangatlah besar dan penting. Perguruan tinggi di Indonesia perlu menyesuaikan diri dengan visi dan misi yang harus menyentuh aspek ideology, ekonomi, sosiologi dan aspek teknologi. Juga harus mampu menjadi teladan agar masyarakat menjadi santun dan sadar untuk hidup demokratis serta bertanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam memasuki budaya masyarakat industri di era globalisasi.

Dengan visi dan misi perguruan tinggi tersebut di atas, maka strategi pembangunan perguruan tinggi harus berorientasi pada pertumbuhan tenaga kerja yang berkualitas, sehingga mampu bersaing di era pasar bebas AFTA yang sudah bergulir sejak 2003, APEC tahun 2020, serta masyarakat Ekonomi Eropa dan kekuatan ekonomi internasional lainnya.

Tantangan dan Permasalahan Perguruan Tinggi di Indonesia

Saat ini tuntutan masyarakat dan pembangunan terhadap perguruan tinggi di Indonesia adalah peningkatan kualitas lulusan yang harus siap bersaing secara kompetitif untuk menghadapi pasar bebas AFTA, APEC dan Global.

Berkenaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin meningkatnya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia industri, tuntutan profesionalisme penyelenggaraan pendidikan tinggi semakin meningkat. Dunia industri akan menuntut keterjaminan kualitas lulusan perguruan tinggi yang masuk ke pasar kerja. Konsekuensinya adalah mutu lulusan sebagai outcome dari proses pendidikan secara sistematik harus disiapkan melalui proses dan masukan yang bermutu. Hal ini membutuhkan investasi yang besar dan waktu yang panjang bagi pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya fasilitas di perguruan tinggi.

Beberapa persoalan lain yaitu perkembangan ekonomi nasional yang belum menggembirakan, menurunnya kemampuan pemerintah dalam penganggaraan dan pendanaan untuk pendidikan , mekanisme pendanaan yang berbasis kompetisi, mengharuskan perguruan tinggi menggali sumber dana lain di luar anggaran pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan upaya menjalin kemitraan dengan dunia industri, sehingga terjadi sinergi antara dua kekuatan yang memiliki dana dan fasilitas dengan yang memiliki ide/gagasan.

Pentingnya Membangun Kemitraan

Guna menghadapi tantangan dan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, kerjasama kemitraan perguruan tinggi dengan badan usaha/dunia industri harus terus dikembangkan dalam berbagai bentuk serta manfaat bagi kedua belah pihak.
Hal ini sejalan sebagai tindak lanjut implementasi Undang-Undang Republik Indonesia no 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Imu Pengetahuan dan Teknologi.
Perguruan tinggi dan dunia industri/badan usaha merupakan unsure-unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berfungsi mengorganisasikan pembentukan sumberdaya manusia, penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi. Juga berfungsi untuk membentuk iklim serta memberikan dukungan yang diperlukan bagi penyelenggaraan penguasaan pemanfaatan dan pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Secara khusus perguruan tinggi berfungsi membentuk sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan badan usaha/dunia industri berfungsi menumbuhkan kemampuan perekayasaan, inovasi dan difusi teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomis, serta bertanggung jawab untuk mengusahakan dan pendayagunaan manfaat keluaran yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan litbang.Supaya kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia industri terjalin dengan baik, maka harus dirasakan adanya keperluan oleh kedua belah pihak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui tujuan (objective) masing-masing unsur sebagai berikut ;
Dunia industri untuk mengembangkan usaha dan mempertahankan eksistensi dalam jangka panjang ( sustainable long term and improved growth ).
Perguruan tinggi sesuai dengan fungsinya untuk mengembangkan ilmu dan pendidikan tinggi melalui aktifitas tridharma perguruan tinggi

Bentuk Kerjasama Kemitraan
Beberapa bentuk kerjasama kemitraan antara dunia industri dan perguruan tinggi yang dapat dikembangkan antara lain

Kemitkeadaan dalam Pendidikan dan Pelatihan
Kegiatan ini meliputi penyelenggaraan training course baik yang bersifat teknis maupun manajerial.

1.2. Kemitraan dalam konsultasi permasalahan teknis

Kegiatan ini dalam bentuk pemberian konsultasi untuk problem solving permasalahan teknis yang berkembang di industri dengan melibatkan SDM perguruan tinggi sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki, seperti, feasibility study, perbaikan proses pabrik dan sebagainya.

1.3. Kemitraan dalam pengembangan usaha patungan

Dalam kerjasama ini perguruan tinggi dapat menyumbangkan sumberdaya berupa kepakaran ( expert resources), sumberdaya teknologi ( teknologi resources), serta sumber daya fisik berupa fasilitas fisik seperti gedung, tanah, laboratorium, bahkan merek dan sebagainya, dan perguruan tinggi mendapatkan bagian keuntungan dalam kegiatan usaha ini.


1.4. Kemitraan dalam Penelitian

Kerjasama ini meliputi kegiatan penelitian untuk pengembangan teknologi maupun produk baru.

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN MORAL
Oleh: Khaerudin Kurniawan

Pendidikan moral berperanan penting dalam upaya mewujudkan manusia
Indonesia yang utuh. Pembinaan moral sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari pendidikan agama dapat menjadi sarana ampuh dalam menangkal
pengaruh-pengaruh negatif, baik pengaruh yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Sejalan dengan derap laju pembangunan dan laju
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks), serta arus
reformasi sekarang ini, pembinaan moral semakin dirasa penting sebagai
salah satu alat pengendali bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional
secara utuh.

Sekarang ini tampak ada gejala di kalangan anak muda, bahkan orang tua yang
menunjukkan bahwa mereka mengabaikan moral dalam tata krama pergaulan, yang
sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab (civil society).
Dalam era reformasi sekarang ini seolah-olah orang bebas berbuat apa saja
sesuai dengan kehendaknya. Misalnya, perkelahian massal, penjarahan,
pemerkosaan, pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan tempat
ibadah, lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya, yang
menimbulkan korban jiwa dan korban kemanusiaan.

Senada dengan hal-hal tersebutkan, gurubesar filsafat UI, Prof. Dr.
Soerjanto Poespowardojo menyatakan, bangsa Indonesia saat ini benar-benar
sedang menghadapi dekadensi budaya dan dekadensi moral (Kompas, 2/12/1998).
Nilai-nilai budaya Indonesia yang dipupuk dalam tradisi dan sejarah
pergerakan nasional itu, tersapu begitu saja oleh rezim Orde Baru, karena
nafsu dan keserakahan pada kekuasaan, kekayaan, kedudukan, jabatan dan
kehormatan.

Bangsa Indonesia saat ini tidak hanya mengalami proses pendangkalan nilai
yang dimiliki serta dihayati dan dijunjung tinggi. Nilai-nilai itu kini
bergeser dari kedudukan dan fungsinya serta digantikan oleh keserakahan,
ketamakan, kekuasaan, kekayaan dan kehormatan. Dengan pergeseran fungsi dan
kedudukan nilai itu, hidup dan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
dirasakan semakin hambar dan keras, rawan terhadap kekerasan, kecemasan,
bentrok fisik (kerusuhan) dan merasa tidak aman.

Dekadensi moral juga tercermin dalam sikap dan perilaku masyarakat yang
tidak dapat menghargai orang lain, hidup dan perikehidupan bangsa dengan
manusia sebagai indikator harkat dan martabatnya. Moral dan nilai-nilai
moral menempatkan hak asasi manusia (HAM) sebagai ukuran pencegahan
pelanggaran-pelanggaran berat, seperti pembunuhan, pemerkosaan,
perkelahian, penculikan, pembakaran, perusakan dan lain-lain.

Problematika

Salah satu problematika kehidupan bangsa yang terpenting di abad ke-21
adalah moral dan akhlak. Kemerosotan nilai-nilai moral yang mulai melanda
masyarakat kita saat ini tidak lepas dari ketidakefektifan penanaman
nilai-nilai moral, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
secara keseluruhan. Efektivitas paradigma pendidikan moral yang berlangsung
di jenjang pendidikan formal hingga kini masih sering diperdebatkan.

Sekolah bukanlah tempat yang paling utama sebagai sarana transfer
nilai-nilai moral. Apa lagi pendidikan moral di sekolah baru menyentuh
aspek-aspek kognitif, belum menyentuh aspek edukasi dan implementasi.
Tidaklah heran manakala beberapa pengamat sosial menyatakan bahwa kunci
keberhasilan pendidikan moral terletak pada peran keluarga dan masyarakat
sekitar.

Perkembangan pesat ipteks dewasa ini ada kecenderungan positif di masa
depan yang tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi juga di
negara-negara berkembang dan negara-negara miskin termasuk Indonesia.
Perkembangan ini tampaknya belum sepenuhnya diimbangi dengan perkembangan
nilai-nilai moral, sehingga hal ini memungkinkan terjadi kesenjangan yang
berarti.

Salah satu konsekuensinya adalah problem-problem sosial yang hingga kini
belum terpecahkan. Beberapa problem sosial yang belum dapat dijawab secara
tuntas adalah masih cukup banyak warga masyarakat kita yang belum memiliki
integritas pribadi, kesadaran religius, karya yang berkualitas kompetitif
dan kepekaan sosial yang rendah.

Bila ditinjau lebih jauh lagi, kondisi sosial masyarakat kita sekarang yang
kurang menguntungkan terutama untuk menatap masa depan bangsa akibat
penurunan idealisme di kalangan sebagian besar masyarakat serta sistem
pendidikan dan pembinaan moral yang kurang efektif. Selain itu,
faktor-faktor lain yang tidak dapat diabaikan.

Masyarakat yang kurang produktif tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi
juga orang lain bahkan bangsa secara keseluruhan. Demikian juga tidak hanya
kurang menguntungkan untuk masa sekarang tetapi juga untuk masa depan.
Banyak alternatif yang dapat dipilih dan memiliki sumbangan yang sangat
berarti bagi pembentukan kepribadian masyarakat yang bermoral, mandiri,
juga dalam pembinaan. Salah satu alternatif yang memiliki efektivitas yang
tinggi adalah pendidikan moral.

Kepribadian

Kita menyadari bahwa masyarakat yang berkepribadian mantap merupakan aset
yang sangat berharga bagi masa depan bangsa memasuki abad ke-21. Sebab,
kondisi ini setidaknya memiliki banyak implikasi baik bagi kehidupan diri
sendiri di kemudian hari maupun bagi orang lain.

Sedang beberapa indikator yang paling diharapkan menggambarkan masyarakat
yang berkepribadian adalah bertakwa kepada Tuhan, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, terbuka, progresif, sederhana, disiplin, arif
bijaksana, bekerja keras, mandiri, berwawasan masa depan, berwawasan
humanisme (kemanusiaan) dan berwawasan lingkungan serta memiliki kepedulian
soal yang tinggi.

Dengan kata lain, anggota masyarakat sebagai manusia yang utuh diharapkan
tidak menunjukkan perilaku yang menyimpang dari ajaran agama, konsumtif,
bergantung pada orang lain, merusak lingkungan (destruktif) dan sebagainya.

Untuk dapat meraih kepribadian yang mantap sekaligus manusia yang utuh dan
menjaga eksistensi masyarakat yang lebih fungsional, pendidikan moral
seyogianya diorientasikan pada pembentukan masyarakat yang bertakwa,
mandiri, kepedulian sosial, berwawasan masa depan dan lingkungan.

Kita menyadari bahwa manusia lahir ke dunia ini atas kehendak Tuhan. Hidup
sepanjang waktu di dunia ini atas perlindunganNya, yang akhirnya manusia
kembali ke hadapan-Nya. Dengan kata lain, manusia sepertinya milik Tuhan.
Sebagai sikap yang bijak, selama hayat masih dikandung badan, setiap insan
(manusia) wajib tunduk, taat dan mengabdi kepada-Nya.

Ketundukan manusia kepada Tuhannya merupakan kebutuhan yang esensial dalam
satu kehidupan dan bukan suatu kebutuhan alternatif, apa lagi dianggap
sebagai beban. Bahkan, kebutuhan ini bersifat individual dan dalam batas
tertentu bersifat kolektif. Dengan demikian, hendaknya setiap individu
selalu berupaya mengembangkan dan meningkatkan ketakwaan sebagai realisasi
pembinaan hubungan dengan Tuhan.

Hubungan dengan Tuhan yang selalu dipelihara dengan baik, selalu diiringi
dengan perbuatan yang baik sebagai ungkapan mengingat kepada-Nya, sehingga
menjadikan diri kita selalu menjadi tenang. Manusia yang sanggup melakukan
tindakan ini dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, hatinya jadi tenang, tidak
gampang diseret oleh kemauan setan yang terkutuk, termasuk melakukan
penyimpangan perilaku seksual, kerusuhan, pembantaian, dan lain-lain.

Sebaliknya, sekiranya manusia itu lupa kepada Tuhan, tinggal tunggu
akibatnya. Orang yang lupa kepada Tuhan baik disengaja atau tidak, akan
berbuah dengan kejahatan yang kemungkinan juga menjatuhkan martabat
manusia. Untuk itu, kita perlu terus berupaya menghindari lupa kepada Tuhan
dan memperbanyak ingat kepada-Nya, kapan saja, di mana saja dan dalam
keadaan bagaimana pun.

Begitu penting persoalan ketundukan kepada Tuhan ini, dirasakan perlu ada
upaya yang sistematis dan terarah serta bertanggung jawab. Upaya yang
dimaksud adalah pendidikan moral. Walaupun dalam batas-batas tertentu
pendidikan yang lain juga memberikan kontribusi dalam membentuk ketakwaan
manusia.

Manusia sebagai makhluk individu dan sosial diharapkan mampu menjadikan
dirinya sebagai subjek, bukan objek; produktif bukan konsumtif; kreatif
bukan kompromis; dan berani bukan penakut.
Tentu saja beberapa aspek tersebut lebih efektif lagi sekiranya terbangun
dalam diri pribadi bersama-sama secara fungsional. Bila demikian, ia dapat
terhindar dari rasa ketergantungan (dependence) pada pihak lain yang tidak
perlu dan harus terjadi.

Disadari pula bahwa seseorang dalam kondisi apa pun lebih bermakna,
sekiranya semua perilaku yang muncul dari dirinya searah dengan pribadinya
(self-nya). Dengan kata lain, setiap perilaku seyogianya dilandasi komitmen
diri yang teguh, sehingga terhindari dari sikap hipokret (munafik). Dengan
demikian, setiap perilaku lebih mudah untuk dipertanggungjawabkan. Dalam
hal ini pendidikan moral diharapkan mampu mengantarkan masyarakat menjadi
individu yang sanggup mandiri serta siap mempertanggungjawabkan dirinya di
hadapan Tuhan, serta menjadikan individu yang lebih bermartabat (produktif,
kreatif dan inovatif).

Sekalipun memang benar bahwa sekolah "bukanlah tempat yang paling utama
sebagai sarana transfer nilai-nilai moral", namun cukup banyak waktu anak
dilewatkan di sekolah bersama teman-teman dan gurunya. Bagaimanakah hal itu
dapat dimanfaatkan untuk 'pendidikan moral', bukan 'pengajaran moral'?

perdagangan internasional

Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang terjadi antara dua Negara atau lebih dalam lingkup bilateral, multilateral, regional, antarregional, dan lingkup yang paling luas yaitu internasional. Perdagangan internasional memberikan manfaat bagi kehidupan ekonomi manusia, baik bagi Negara yang menjual barang-barang (eksportir) maupun Negara yang membeli barang-barang (importir). Manfaat-manfaat perdagangan internasional tersebut adalah memperoleh keuntungan, memperoleh devisa dari hasil penjualan ke luar negeri, memperkukuh persaudaraan dengan Negara lain, memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan mendapatkan barang yang lebih murah dibandingkan dengan jika barang tersebut diproduksi sendiri.

Perdagangan Internasional terjadi karena adanya perbedaan kondisi ekonomi setiap Negara, adanya motif mencari keuntungan, perbedaan tingkat teknologi yang dikuasai setiap Negara, adanya perbedaan sumber alam yang dimiliki suatu Negara, dan adanya perbedaan faktor produksi. Perdagangan Internasional yang dilakukan oleh setiap Negara didasari oleh beberapa teori di antaranya pandangan kaum merkantilisme, teori keuntungan mutlak, dan teori keuntungan komparatif. Perdagangan internasional terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu ekspor dan impor.

Kebijakan perdagangan internasional bertujuan untuk mencapai tujuan perdagangan internasional. Kebijakan tersebut terbagi menjadi dua yaitu kebijakan ekpor dan kebijakan impor. Kebijakan ekspor meliputi larangan ekspor, diskriminasi harga, premi ekspor, dan dumping. Sedangkan kebijakan impor meliputi tarif atau bea masuk, kuota atau pembatasan impor, pelarangan impor, dan subsidi.

distribusi

1. Pengertian Distribusi

Anda pasti pernah melihat seseorang yang memikul barang tertentu untuk ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan distribusi.

Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.

Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.

Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya (time utility).

2. Fungsi Distribusi

Distribusi sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk memperoleh barang-barang yang dihasilkan oleh produsen, apalagi bila produksinya jauh. Anda dapat melihat barang yang tidak dihasilkan di daerah Anda tapi sekarang ada di tempat tinggal Anda.
Ada pun kegiatan yang termasuk fungsi distribusi terbagi secara garis besar menjadi dua.

a. Fungsi Distribusi Pokok
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus
dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:

  1. Pengangkutan (Transportasi)
    Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).
  2. Penjualan (Selling)
    Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.
  3. Pembelian (Buying)
    Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.
  4. Penyimpanan (Stooring)
    Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barangbarang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, Anda bisa lihat mengapa orangtua kita ada yang membuat lumbung padi?
  5. Pembakuan Standar Kualitas Barang
    Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.
  6. Penanggung Resiko

Anda bisa melihat dari gambar di samping ada resiko yang mungkin terjadi dari memikul barang tersebut. Barang itu bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang akan didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan distribusi, maka seorang distributor tentunya akan menanggung resiko. Pada jaman sekarang untuk menanggung resiko yang muncul bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga/perusahaan asuransi.

b. Fungsi Tambahan
Distribusi mempunyai fungsi tambahan yang hanya diberlakukan pada distribusi barang-barang tertentu. Fungsi tambahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Menyeleksi
    Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha. Misalnya produksi tembakau perlu diseleksi berdasarkan mutu/standar yang biasa berlaku, produksi buah-buahan diseleksi berdasarkan ukuran besarnya.
  2. Mengepak/Mengemas
    Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam pendistribusian, maka barang harus dikemas dengan baik. Misalnya buah-buahan atau sayuran, baju, TV.
  3. Memberi Informasi

Anda tentunya pernah mendengar atau menyaksikan iklan Rinso. Tentunya dengan adanya iklan tersebut Anda mendapatkan informasi mengenai produk sabun Rinso.

Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen perlu memberi informasi secukupnya kepada perwakilan daerah atau kepada konsumen yang dianggap perlu informasi. Informasi yang paling tepat bisa melalui iklan.

3. Sistem Distribusi

Pengertian sistem distribusi adalah pengaturan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem distribusi dapat dibedakan menjadi:

a. Sistem distribusi jalan pendek atau langsung
Adalah sistem distribusi yang tidak menggunakan saluran distribusi. Contoh distribusi sistem ini adalah penyaluran hasil pertanian oleh petani ke pasar langsung.
Bagan sistem distribusi ini sebagai berikut.

b. Sistem distribusi jalan panjang atau tidak langsung
Adalah sistem distribusi yang menggunakan saluran distribusi dalam kegiatan distribusinya biasanya melalui agen. Contoh: motor, mobil, TV.
Bagan sistem distribusi tidak langsung.

4. Saluran Distribusi

Pengertian dari saluran distribusi atau perantara distribusi adalah sebagai orang atau lembaga yang kegiatannya menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Saluran distribusi dapat kita bedakan menjadi dua golongan lembaga distribusi, yaitu pedagang dan perantara khusus.

a. Pedagang
Pengertian pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa merubah bentuk dan tanggungjawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Pedagang dibedakan menjadi:

  1. Pedagang Besar (Grosir atau Wholesaler) adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang besar selalu membeli dan menjual barang dalam partai besar.
  2. Pedagang Eceran (Retailer) adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen. Untuk membeli biasa partai besar, tetapi menjualnya biasanya dalam partai kecil atau per-satuan.

b. Perantara Khusus
Sama halnya dengan pedagang, kegiatan perantara khusus juga menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Bedanya perantara khusus tidak bertanggungjawab penuh atas barang yang tidak laku terjual. Perantara khusus meliputi:

  1. Agen (Dealer) adalah perantara pemasaran atas nama perusahaan. Menjualkan barang hasil produksi perusahaan tersebut di suatu daerah tertentu. Balas jasa yang diterima berupa pengurangan harga dan komisi.
  2. Broker (Makelar) adalahperantara pemasaran yang kegiatannya mempertemukan penjual dan pembeli untuk melaksanakan kontrak atau transaksi jual beli. Balas jasa yang diterima disebut kurtasi atau provisi.
  3. Komisioner adalah perantara pembelian dan penjualan atas nama dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Balas jasa yang diterima disebut komisi.
  4. Eksportir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan menyalurkan barang ke luar negeri.
  5. Importir adalah pedagang yang melakukan aktivitasnya dengan menyalurkan barang dari luar negeri ke dalam negeri.

Jika dibuatkan bagan, maka hubungan antara Produsen, Saluran Distribusi dan Konsumen sebagai berikut.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi

Pada bahasan terakhir ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi meliputi:

  1. Faktor Pasar
    Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam pembelian.
  2. Faktor Barang
    Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.
  3. Faktor Perusahaan
    Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.
  4. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
    Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan dan ongkos penyaluran barang.