Selasa, 16 Desember 2008

tugas ikd

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang kaya dan beragam sumber daya alamnya telah dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu sumber bahan makanan utama, khususnya protein hewani, sejak berabad-abad lamanya. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut, wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman dan tempat pembuangan limbah.

Banyak faktor yang menyebabkan pola pembangunan sumber daya pesisir dan lautan selama ini bersifat tidak optimal dan berkelanjutan. Namun, kesepakatan umum mengungkapkan bahwa salah satu penyebabnya terutama adalah perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sumber daya pesisir dan lautan yang selama ini dijalankan secara sektoral dan terpilah-pilah. Padahal karakteristik dan dinamika alamiah ekosistem pesisir dan lautan yang secara ekologis saling terkait satu sama lain termasuk dengan ekosistem lahan atas, serta beraneka ragam sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan sebagai potensi pembangunan yang pada umumnya terdapat dalam satu hamparan ekosistem pesisir, mensyaratkan bahwa pembangunan sumber daya pesisir dan lautan secara optimal dan berkelanjutan hanya dapat diwujudkan melalui pendekatan terpadu dan holistik. Apabila perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sumber daya tersebut akan rusak atau punah, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk menopang kesinambungan pembangunan nasional dalam mewujudkan bangsa yang maju, adil dan makmur.

A. Tujuan

Tujuan kami melakukan observasi langsung ke daerah pantai tangkisung, yaitu untuk melakukan penelitian tentang:

· Kondisi fisik kawasan dan kemungkinan adanya pencemaran di sekitar lingkungan pantai.

· Kondisi flora dan fauna yang ada di sana.

· Kondisi kehidupan masyarakat di sana.

· Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar, yaitu Drs. Dharmono, M. Si.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kami tentang kelingkungan dan dapat memenuhi tugas Ilmu Kealaman dasar.

B. Tinjauan Pustaka

Data-data yang kami gunakan untuk menambah data-data hasil observasi langsung kami, kami tinjau dari:

· Buku riset kelautan dan perikanan.

· Buku pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan kelautan secara terpadu.

· Buku kelautan

· www.google.com

· www.yahoo.com

C. Metode Survey

Lokasi dan Waktu Riset

Riset observasi pemanfaatan sumber daya ikan, karang, dan kehidupan masyarakat ini dilakukan di pantai Takisung kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2008.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pantai dan Laut

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian pantai adalah landai, miring sedikit (datar menurun). Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut waktu surut hingga ke arah daratan sampai batas paling jauh ombak/ gelombang menjulur ke daratan. Jadi, daerah pantai dapat juga disebut daerah tepian laut. Dalam bahasa Inggris pantai disebut dengan istilah “Shore” atau “beach” . Adapun tempat pertemuan antara air laut dan daratan dinamakan garis pantai (shore line).

Menurut kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian laut adalah kumpulan air asin yang banyak/ luas, yang menceraikan benua dengan benua, pulau dengan pulau, dsb. Lautan merupakan satu kesatuan dari permukaan, kolam air sampai ke dasar dan bawah dasar laut.

Wilayah tepian laut bentuknya bermacam-macam, ada yang landai dan ada pula yang curam. Tepian laut yang landai ini ada yang berpasir dan ada pula yang berlumpur. Tepian laut yang curam seperti dinding batu disebut “cliff”, pantai berpasir disebut “gisik” atau “sand beach” dan pantai berlumpur disebut “mud beach”. Laut merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki wilayah air asin yang sangat luas dan terpisah dengan daratan. Wilayah laut ini menempati 2/3 atau 71% dari permukaan bumi.

Pantai tangkisung yang terletak di Pelaihari kini mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut terjadi karena ombak yang semakin tinggi hingga ke daerah pemukiman para nelayan. Selain itu, di pantai terdapat sampah organik maupun sampah non organik yang dibuang di pantai. Sampah atau limbah organik itu juga menyebabkan pencemaran laut. Walau limbah dari rumah tangga/ pemukiman dapat teruraikan, tetapi dampaknya terhadap kestabilan hidup di laut cukup besar.

Tingkat pencemaran yang makin tinggi ini terjadi karena 2 hal. Pertama, masyarakat masih memandang laut sebagai tempat pembuangan sampah. Kedua, tidak padunya kerja sama lintas sektoral dari aparat pemerintah.

Sumber pencemaran perairan pesiair dan lautan dapat dikelompokkan menjadi 7 kelas, yaitu industri, limbah cair pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping), pertanian, dan perikanan budi daya.

Pencemaran dibagi menjadi 2 tipe. Yaitu, pencemaran limbah organik yang berasal dari pemukiman penduduk, dan limbah anorganik yang berasal dari industri. Pengaruh (limbah) darat lebih besar datang dari limbah yang tidak bisa teruraikan. Limbah anorganik sangat berbahaya bagi manusia.

Upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah abrasi pantai dengan membangun siring dan menanam pohon. Tetapi, usaha untuk menanam pohon tersebut gagal, karena tidak dipelihara dan apabila air pasang pohon tersebut akan mati.

KESIMPULAN

1. Pantai merupakan suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut waktu surut hingga ke arah daratan sampai batas paling jauh ombak/ gelombang menjulur ke daratan.

2. Lautan merupakan satu kesatuan dari permukaan, kolam air sampai ke dasar dan bawah dasar laut.

3. Pantai tangkisung yang terletak di Pelaihari kini mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut terjadi karena ombak yang semakin tinggi hingga ke daerah pemukiman para nelayan.

4. Selain itu, di pantai terdapat sampah organik maupun sampah non organik yang dibuang di pantai. Sampah atau limbah organik itu juga menyebabkan pencemaran laut.

5. Tingkat pencemaran yang makin tinggi ini terjadi karena 2 hal. Pertama, masyarakat masih memandang laut sebagai tempat pembuangan sampah. Kedua, tidak padunya kerja sama lintas sektoral dari aparat pemerintah.

6. Pencemaran dibagi menjadi 2 tipe. Yaitu, pencemaran limbah organik yang berasal dari pemukiman penduduk, dan limbah anorganik yang berasal dari industri.

7. Upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah abrasi pantai dengan membangun siring dan menanam pohon. Tetapi, usaha untuk menanam pohon tersebut gagal, karena tidak dipelihara dan apabila air pasang pohon tersebut akan mati.

Tidak ada komentar: